Langsung ke konten utama

Behind a beautiful place, there is an amazing history

Penghujung April 2017 adalah salah satu saksi tercapainya satu demi satu mimpi yang sudah di bangun sejak awal. Puncak tertinggi pulau Jawa, Gunung Semeru dengan pesona keindahan alam yang terkenal berhasil ditakluki bersama dan membawa sejuta cerita. Fajar menyingsing, para pendaki pecinta sunrise beranjak bangun untuk melihat matahari terbit di ketinggian 2400 Mdpl.

Ranukumbolo memang tak tanggung-tanggung. Bagi para pendaki atau pencinta alam, Ranukumbolo adalah surga.
Tapi, dibalik indahnya Ranukumbolo ada cerita menarik.
Gunung Semeru terdapat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dimana masyarakat yang berdomisili di kaki Gunung Semeru adalah penduduk asli Tengger yang mayoritas memeluk agama Hindu.

Pagi itu, ketika sang surya membiaskan sinarnya di ketinggian 2400 Mdpl. 5 orang penduduk asli Tengger datang membawa 2 ekor kambing yang disembelih di pinggir Ranukumbolo. Kemudian, kepala kambing itu dihanyutkan di air tawar yang jernih. Kita bisa melihat dia semakin menjauh dari titik kita hanyutkan. Setelah beberapa meter hanyut, kepala kambing itu tenggelam dan hilang. Tak hanya itu, mereka juga menaruh sesajen di tempat yang sudah disediakan di pinggir Ranukumbolo.
Para pendaki berkerumun untuk melihat prosesi adat istiadat tersebut. Setelah para orang Tengger menyelesaikan tugasnya, mereka kembali turun. Orang bilang, itu persembahan untuk Dewi Ranukumbolo yang akan menampakan dirinya pada waktu dan orang tertentu.
Selain karena pesona alam yang indah, Ranukumbolo memang dijadikan tempat peristirahatan para pendaki selain Kalimati yang dijadikan tempat peristirahatan terakhir sebelum menuju puncak. Meskipun begitu, tak sedikit para pendaki yang meninggal di Ranukumbolo karena Hypotermia.

Perjuangan untuk mencapai puncak juga luar biasa hebatnya. Tak sedikit orang yang putus asa dan memilih turun di lautan pasir saat menuju puncak tertinggi di Pulau Jawa itu.

Selain itu, banyak yang meninggal disini karena ketimpa batu dari atas atau yang paling ditakuti adalah masuk kedalam zona blank 75. Zona ini berbahaya karena saat kita turun dari puncak menuju arcopodo, zona ini adalah jurang yang tingginya sekitar 75 meter. Zona ini juga tidak ada tanda-tanda jelasnya, hanya ada pohon cemara yang menjadi patokan dan biasa disebut cemoro tunggal karena hanya ada satu pohon cemara disitu.

Di Arcopodo terdapat banyak batu nisan atau in memoriam dari para pendaki pendahulu yang menghembuskan napas terakhirnya di atap Pulau Jawa. Salah satunya adalah Soe Hok Gie, aktivis Indonesia dan seorang mahasiswa sastra Universitas Indonesia yang tergabung dalam organisasi mapala UI.


Bukan, bukan karena Gunung Semeru, bukan juga karena sunrise yang indah di puncak sana. Ini semua karena tekad yang kuat dan sebuah mimpi.
Saat itu aku hanya punya harapan dan mimpi, kedua itu sudah ku dapat dan yang harus aku lakukan adalah bertekad untuk menyelesaikan mimpi itu untuk jadi kenyataan.

"Karena aku cinta pada keberanian hidup." -Soe Hok Gie
"Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu." -Andrea Hirata



I'm Indi and Stay Positive!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi untuknya

Perihal; Aku Sayangnya, aku bukan siapa-siapa Hanya seseorang yang mencintaimu dalam diam Yang tak mampu mengutarakan dengan lisan Hanya mampu bergelut dengan tulisan Kenyataannya, aku hanyalah aku Yang tak mampu menatapmu dari dekat Dan hanya bisa melihat dari kejauhan Kita dekat, namun kamu terlalu jauh untuk dijangkau Bukan, bukan kamu yang salah Aku yang salah Aku yang memendamnya Aku yang takut kehilangan Faktanya, kita bukanlah kita Aku dan kamu bukanlah kita Tak lebih dari sebatas teman Dan akan selalu menjadi teman Aku hanyaah orang yang mencintaimu dalam diam Dan aku akan selalu seperti yang aku lakukan Mencintai sendirian Ini keinginanku Karena aku Aku hanyalah pelangi yang datang seusai hujan dan digantikan oleh mentari -wanita dibulan desember- 16:35 WIB 23/07/17.

Don't Judge's People Look

Sesuai dengan judulnya, gua akan membahas tentang judge. Gua udah 17 tahun hidup di dunia ini dan yaa.. banyak hal yang sudah gua lewati dan banyak juga gua bertemu sama orang. All of people in the world have a characteristic yang berbeda-beda. Of course. Bahkan orang kembar pun punya sifat yang beda. Gue punya temen, anggap aja namanya Ipul. Gua ga pernah deket sama dia di sekolah, gua ngobrol ya seperlunya aja. Gua banyak denger kabar tentang dia begini begitu dan yaaa.. gua percaya percaya aja sama orang yang ngomongin. Why? because, I don't know about his self. Gua cuma tau dia dari apa yang gua denger bukan dari yang gua rasa.  Setelah berjalannya waktu, ada beberapa event yang buat gua harus banyak berinteraksi sama dia. Awalnya, like a new friend, kita cuma ngobrol kalau memang ada yang harus di omongin. Selebihnya? hmm. Tapi karena seringnya kita ketemu, yang awalnya cuma ngomongin tentang event doang jadi ngomongin masalah pribadi seperti masalah percintaan or ...

Jatuh Karena Cinta

Malam... Jangan biarkan rasa ini menetap dan bertapa pada benak yang ada Beban ini terlalu sulit untuk dipikul dan dibawa Aku paham, Aku sadar Pada hakekatnya, Ketika kita jatuh cinta, kita juga harus siap terjatuh karena cinta Entah seperti apa jadinya . . . . . 3 tahun Bukan waktu yang sebentar untuk menutup diri dan hati 3 tahun Waktu yang cukup lama perihal rasa yang pernah ada Banyak orang yang meminta untuk membuka hati Banyak orang yang bertanya mengapa menutup diri Faktanya, ketika aku mencoba untuk membuka hati Hanya luka yang ku dapati . . . Seharusnya, aku lebih tau diri Menetapkan posisiku pada segi yang sudah disediai Tanpa sebuah harapan yang berujung sirna Karena status kita yang tak berujung nyata Seharusnya, aku bisa dengan mudah pergi Membiarkanmu pergi membawa kebahagiaanmu Seharusnya, kamu bisa dengan mudah pergi Tanpa harus memikirkan bagaimana keadaanku Pada akhirnya, jiwa memilih mengistirahatkan sendu Menyimpan rindu yang sejat...