Langsung ke konten utama

Diskriminasi

Kejadiannya waktu gua SD.

Waktu gua SD, gua dapet perlakuan yang ga adil dari guru gua sendiri. Entahlah. Tapi gua merasa begitu.
Gua bukan anak yang pintar, yang selalu nomor 1, bahkan masuk 10 besar dari 40 anak dikelas aja engga. Gua termasuk anak yang biasa-biasa aja, atau mungkin malah termasuk golongan yang bandel. Orang tua gua pribadi ga pernah maksa gua untuk belajar terus menerus, mereka lebih ngajarin gua tentang sopan santun, tata krama, nyuruh bergaul, perbanyak teman, ikut organisasi dan hal-hal yang berhubungan dengan interaksi sosial. Meskipun begitu, bagi mereka pendidikan itu tetep nomor 1 untuk anak-anaknya. Apapun yang terjadi, gua dan kaka gua tetep harus sekolah sampai punya gelar dan sukses dunia akhirat. Amiin.

Kembali ke topik.
Gua merasa di bedakan sama guru SD gua ketika gua menyadari bahwa yang mereka perhatikan adalah anak-anak yang menduduki peringkat atas di kelas. Contohnya, kalau ada 2 anak yang berisik di kelas yang satu adalah anak yang ada di peringkat atas sedangkan satunya lagi anak yang biasa biasa aja, guru gua malah marahin anak yang biasa biasa aja, meskipun mereka berdua sama sama ditegur tapi yang paling banyak kena yaaa anak yang biasa-biasa aja. Padahal mereka berdua sama berisiknya. Itu hanya contoh kecil, masih banyak lagi hal-hal yang membedakan terutuma diluar jam pelajaran.

Gua tipikal anak yang cuek tapi lebih ke memperhatikan secara diam.
Mungkin ga semua temen-temen gua, khususnya yang perempuan, menyadari hal tersebut. Ya karna kebanyakan yang menduduki peringkat atas itu anak perempuan jadi mereka akan bilang "engga ah bu A baik blablabla"
Guys, semua guru SD gua baiiiiiiiiik semua. Sumpah. Cuma beberapa dari mereka suka pilih kasih dan gua kesel sendiri. wkwk.
Gua perempuan dan kaka gua laki-laki, gua ga pernah di diskriminasi gitu sama orang tua gua dari gua masih kecil. Kalau kita berantem, ya kita berdua salah, kita berdua dapet hukuman yang sama. Selesai.
Kalau ini engga. Bahkan sesama cewe atau cowo pun dapet diskriminasi.
Diskriminasi Ras, dimana suatu golongan beranggapan bahwa golongan tersebutlah yang paling unggul. (sumber: wikipedia)

Gua ga ngerti kenapa mereka membedakan kita hanya karna nilai yang kita dapat ga sebagus orang-orang itu. Gua juga ga ngerti kenapa mereka, guru-guru SD hanya terfokus sama kecerdasan intelektual, padahal setiap orang, setiap anak, setiap manusia punya tingkat kecerdasannya masing-masing dan tentunya berbeda-beda.

Hal ini mungkin di anggap biasa atau bahkan ga penting, tapi bagi gua engga. Ini penting banget.
Gua dapet perlakuan diskriminasi dari pertama masuk SD sampai gua kelas 4.
"kenapa cuma sampe kelas 4?" jawabannya adalah karena di kelas 5 gua menang Olimpiade Olahraga Siswa tingkat kota dan bawa pulang piala. Kemenangan itu diumumin dan semua guru di SD gua tau. Karena itu juga, gua ngerasa banget di diskriminasi kemaren-kemaren. Gua bukannya sombong ya, tapi yaa gimana ya HAHAHA,

Gua juga inget, waktu gua kelas 4 SD (kalau gak salah) gua pernah berpikir "kalau gua jadi guru nanti, gak akan gua membedakan murid gua, kaya atau biasa saja, pintar ini pintar itu, bagaimanapun kondisinya mereka tetep murid gua dan punya hak yang sama" 
Setelah gua lulus SD, gua masuk SMP. Jujur saja, beberapa guru pun mendiskriminasi. Tapi karena di SMP gua mulai ikut beberapa organisasi kaya Pramuka dan OSIS, gua ga begitu banyak dapet diskriminasi. Yaaaa walaupun gua masih bandel juga di SMP, dateng telat kesekola, masih sering izin ke toilet pas pelajaran padahal jalan-jalan doang, cabut ke masjid, cabut ke kantin buat jajan padahal belom istirahat. Wajar lah ya hehe. 
Meskipun gua begitu tuhh, gua ga banyak dapet diskriminasi walaupun ada aja satu atau dua guru yang pilih kasih. Tapi gua tetep cinta kok :)
Beberapa guru jadi deket sama gua, ya gegara OSIS dan Pramuka juga. 

Di SMP juga, gua mulai keluar dari zona nyaman dan mengeksplor ke suatu hal yang baru. Gua mulai aktif dan berusaha gak jadi pemalu. Hingga tiba lah gua jadi anak SMA.

Masuk SMA, gua mulai muak jadi anak yang biasa-biasa aja. Gua pengen nunjukin kalau gua ini Indi gituloh. Akhirnya, karena kebosenan gua jadi anak bandel dari SD sampe SMP, di SMA gua menjadi anak yang baik-baik. HAHAHAHA. Ga baik juga sih, masih suka bandel dikit lah. Dikit doang tapi.
Gua tau gua bukan anak yang pinter dan punya IQ tinggi. Oleh karena itu, gua harus rajin. Cukup jadi anak rajin aja. rajin dateng tepat waktu, rajin ngerjain tugas tepat waktu, ya pokonya rajin.

Gua ga marah di perlakukan berbeda waktu gua SD atau SMP. Karena kalau gua ga diperlakuin begitu mungkiiinnn di SMA gua ga bisa jadi anak yang aktif, jadi anak yang lebih baik lagi.
Diskriminasi itu yang menginspirasi diri gua sendiri buat jadi lebih baik biar gua diakui sama banyak orang terutama pas di SMA. Gua sangat amat berterima kasih sama perlakuan diskriminasinya, setidaknya gua bisa nunjukin ke orang-orang yang dulu pernah memandang gua hanya sebelah mata kalau gua yang sekarang adalah gua yang lebih baik dari yang dulu dan tentunya lebih bahagia.

This is life. Kita cukup keluar dari zona nyaman untuk mengeksplore and find something's new, meskipun kadang kita benci itu. Life is an adventure.

So guys, don't forget to be happy.
I'm Indi and stay Positive!


Komentar

  1. Wah sama kak tapi aku ngalaminnya di sma, tapi bener bgt sih kak di diskriminasi karna nilai jelek bukanlah akhir segalanya, bukan berarti kita berhenti berkarya hehe keren kak story nya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi untuknya

Perihal; Aku Sayangnya, aku bukan siapa-siapa Hanya seseorang yang mencintaimu dalam diam Yang tak mampu mengutarakan dengan lisan Hanya mampu bergelut dengan tulisan Kenyataannya, aku hanyalah aku Yang tak mampu menatapmu dari dekat Dan hanya bisa melihat dari kejauhan Kita dekat, namun kamu terlalu jauh untuk dijangkau Bukan, bukan kamu yang salah Aku yang salah Aku yang memendamnya Aku yang takut kehilangan Faktanya, kita bukanlah kita Aku dan kamu bukanlah kita Tak lebih dari sebatas teman Dan akan selalu menjadi teman Aku hanyaah orang yang mencintaimu dalam diam Dan aku akan selalu seperti yang aku lakukan Mencintai sendirian Ini keinginanku Karena aku Aku hanyalah pelangi yang datang seusai hujan dan digantikan oleh mentari -wanita dibulan desember- 16:35 WIB 23/07/17.

Don't Judge's People Look

Sesuai dengan judulnya, gua akan membahas tentang judge. Gua udah 17 tahun hidup di dunia ini dan yaa.. banyak hal yang sudah gua lewati dan banyak juga gua bertemu sama orang. All of people in the world have a characteristic yang berbeda-beda. Of course. Bahkan orang kembar pun punya sifat yang beda. Gue punya temen, anggap aja namanya Ipul. Gua ga pernah deket sama dia di sekolah, gua ngobrol ya seperlunya aja. Gua banyak denger kabar tentang dia begini begitu dan yaaa.. gua percaya percaya aja sama orang yang ngomongin. Why? because, I don't know about his self. Gua cuma tau dia dari apa yang gua denger bukan dari yang gua rasa.  Setelah berjalannya waktu, ada beberapa event yang buat gua harus banyak berinteraksi sama dia. Awalnya, like a new friend, kita cuma ngobrol kalau memang ada yang harus di omongin. Selebihnya? hmm. Tapi karena seringnya kita ketemu, yang awalnya cuma ngomongin tentang event doang jadi ngomongin masalah pribadi seperti masalah percintaan or ...

Jatuh Karena Cinta

Malam... Jangan biarkan rasa ini menetap dan bertapa pada benak yang ada Beban ini terlalu sulit untuk dipikul dan dibawa Aku paham, Aku sadar Pada hakekatnya, Ketika kita jatuh cinta, kita juga harus siap terjatuh karena cinta Entah seperti apa jadinya . . . . . 3 tahun Bukan waktu yang sebentar untuk menutup diri dan hati 3 tahun Waktu yang cukup lama perihal rasa yang pernah ada Banyak orang yang meminta untuk membuka hati Banyak orang yang bertanya mengapa menutup diri Faktanya, ketika aku mencoba untuk membuka hati Hanya luka yang ku dapati . . . Seharusnya, aku lebih tau diri Menetapkan posisiku pada segi yang sudah disediai Tanpa sebuah harapan yang berujung sirna Karena status kita yang tak berujung nyata Seharusnya, aku bisa dengan mudah pergi Membiarkanmu pergi membawa kebahagiaanmu Seharusnya, kamu bisa dengan mudah pergi Tanpa harus memikirkan bagaimana keadaanku Pada akhirnya, jiwa memilih mengistirahatkan sendu Menyimpan rindu yang sejat...