Langsung ke konten utama

Last Time

Siapa sangka, bahwa hari itu adalah hari terakhir kita merayakannya?
Siapa sangka, bahwa kita ditakdirkan hanya dapat bermain saat menjadi anak kecil?

Ga ada satu orang pun yang bisa menyangka, bahkan kita saat ini seperti orang yang tak kenal.
Entah kesalahan apa yang dibuat oleh anak kecil saat itu. Tapi yang pasti, berkat kalian, kalian semua, masa kecilku, tak ada satupun hal indah yang terlewatkan.
Saat ini, mungkin kita sudah sibuk dengan kegiatan kita masing-masing. kita sibuk mempersiapkan masa depan yang pernah kita bicarakan dibawah pohon miring, di lapangan bulu tangkis saat sore, atau di atap masjid.
Masa-masa itu mungkin ga bisa terulang lagi. Sesungguhnya, aku menyesal pernah menyia-nyiakan masa itu dan yang bisa kulakukan untuk terus mengingat adalah dengan menulis.
Kalian tahu, tak ada satu haripun sejak aku meninggalkan tempat masa kecil kita yang ku lupakan. Tak satupun kenangan yang ku buang dari ingatanku. Aku menyimpannya baik-baik.
10 tahun bahkan lebih kita bersama dan aku bukanlah teman yang baik untuk kalian. Aku sering kali menyakiti perasaan kalian dengan kata-kata ku. Aku sering kali melukai kalian atau membuat kalian terluka.
Maaf.
Aku tak bisa memberikan kenangan baik kepada masa kecil kalian. Sampai kalian tidak ingat aku.
Tapi untukku, kenangan itu tak bisa dibeli bahkan ketika dunia ini milikku.
Aku rindu.
Aku rindu bermain di sore hari bersama kalian, berpetualang ke hutan belakang, bermain dan bercerita di pohon miring, polmal di lapangan bulu tangkis saat malam hari, main di taman bermain, main layangan, nonton bola, naik keatap masjid, main petakumpet di kantin, TPA di masjid, main the sims, marah-marah karena internet lama, main PS, main rumah rumahan di balik pohon bambu, balapan sepeda, membuat cerita konyol tentang rafli, dan ketika magrib datang kita bersiap sholat magrib di masjid. Aku rindu taraweh disana, kalau hujan datang kita main seluncur di masjid, atau main perang sarung dan masih banyak lagi yang kita laluiii.
Menjelang 17 Agustus, kita bersiap untuk pentas seni.

[Fitri, Denisa, Salma, Naila, Indi, Nisa]

Kita selalu rebutan doorprize HAHAHA
Aku selalu menang masukin paku kedalam botol, atau masukin benang ke jarum.
I'm sorry guys, aku banyak dapet hadiah.
HAHAHAHAH

Sekarang, aku merasa bahwa saat itu aku adalah orang paling bahagia. Aku punya kalian.
Entah kapan kita bisa berjumpa. Tapi aku berharap secepatnya.
Sukses Perguruan Tingginya! Semoga kalian sukses dunia akhirat dan bisa banggain orang tua.
Semoga saat kita bertemu, kalian sudah sukses dengan keadaan kalian yang sudah menjadi lebih luar biasa.







Ketika Tifico menyatukan kita.
Ketika sebuah pekerjaan orang tua menyatukan kita.
Ingatlah, bahwa kalian tidak berjuang sendirian.
Kalian boleh marah, kecewa, sedih, kesel. Tapi jangan pernah nyerah.
Karena ketika kalian nyerah, kalian kehilangan semuanya. Mimpi, tujuan.
Time moves too fast yaa.. perasaan baru kemaren kita bersenang-senang.
Distance isn't the problem, doa ku menyertai kalian.


Dariku, Indi
Seseorang yang merindukan kalian dan sedang berjuang demi masa depannya.
Sukses ya...





:)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi untuknya

Perihal; Aku Sayangnya, aku bukan siapa-siapa Hanya seseorang yang mencintaimu dalam diam Yang tak mampu mengutarakan dengan lisan Hanya mampu bergelut dengan tulisan Kenyataannya, aku hanyalah aku Yang tak mampu menatapmu dari dekat Dan hanya bisa melihat dari kejauhan Kita dekat, namun kamu terlalu jauh untuk dijangkau Bukan, bukan kamu yang salah Aku yang salah Aku yang memendamnya Aku yang takut kehilangan Faktanya, kita bukanlah kita Aku dan kamu bukanlah kita Tak lebih dari sebatas teman Dan akan selalu menjadi teman Aku hanyaah orang yang mencintaimu dalam diam Dan aku akan selalu seperti yang aku lakukan Mencintai sendirian Ini keinginanku Karena aku Aku hanyalah pelangi yang datang seusai hujan dan digantikan oleh mentari -wanita dibulan desember- 16:35 WIB 23/07/17.

Don't Judge's People Look

Sesuai dengan judulnya, gua akan membahas tentang judge. Gua udah 17 tahun hidup di dunia ini dan yaa.. banyak hal yang sudah gua lewati dan banyak juga gua bertemu sama orang. All of people in the world have a characteristic yang berbeda-beda. Of course. Bahkan orang kembar pun punya sifat yang beda. Gue punya temen, anggap aja namanya Ipul. Gua ga pernah deket sama dia di sekolah, gua ngobrol ya seperlunya aja. Gua banyak denger kabar tentang dia begini begitu dan yaaa.. gua percaya percaya aja sama orang yang ngomongin. Why? because, I don't know about his self. Gua cuma tau dia dari apa yang gua denger bukan dari yang gua rasa.  Setelah berjalannya waktu, ada beberapa event yang buat gua harus banyak berinteraksi sama dia. Awalnya, like a new friend, kita cuma ngobrol kalau memang ada yang harus di omongin. Selebihnya? hmm. Tapi karena seringnya kita ketemu, yang awalnya cuma ngomongin tentang event doang jadi ngomongin masalah pribadi seperti masalah percintaan or ...

Jatuh Karena Cinta

Malam... Jangan biarkan rasa ini menetap dan bertapa pada benak yang ada Beban ini terlalu sulit untuk dipikul dan dibawa Aku paham, Aku sadar Pada hakekatnya, Ketika kita jatuh cinta, kita juga harus siap terjatuh karena cinta Entah seperti apa jadinya . . . . . 3 tahun Bukan waktu yang sebentar untuk menutup diri dan hati 3 tahun Waktu yang cukup lama perihal rasa yang pernah ada Banyak orang yang meminta untuk membuka hati Banyak orang yang bertanya mengapa menutup diri Faktanya, ketika aku mencoba untuk membuka hati Hanya luka yang ku dapati . . . Seharusnya, aku lebih tau diri Menetapkan posisiku pada segi yang sudah disediai Tanpa sebuah harapan yang berujung sirna Karena status kita yang tak berujung nyata Seharusnya, aku bisa dengan mudah pergi Membiarkanmu pergi membawa kebahagiaanmu Seharusnya, kamu bisa dengan mudah pergi Tanpa harus memikirkan bagaimana keadaanku Pada akhirnya, jiwa memilih mengistirahatkan sendu Menyimpan rindu yang sejat...